Listrik dinamis adalah aliran listrik yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak. Listrik yang bergerak ini disebut dengan arus listrik. Terdapat dua jenis arus listrik, yaitu arus listrik sarah atau DC dan arus listrik bolak-balik atau AC. Dalam hal listrik dinamis, juga terdapat rumus-rumus perhitungannya. Besaran yang digunakan dalam listrik dinamis adalah yang terdapat dalam hukum ohm.
Pengertian dan istilah dalam listrik dinamis
Listrik dinamis adalah aliran partikel yang bermuatan dalam bentuk arus listrik yang dapat menghasilkan energi listrik. Listrik ini dapat mengalir karena adanya perbedaan pada titik yang berpotensi lebih tinggi dan titik yang berpotensi lebih rendah dalam suatu rangkaian yang tertutup.
Arus listrik yang bergerak berasal dari aliran elektron yang mengalir dari kutub negatif menuju kutub positif yang mengalir terus menerus, dari potensial yang tinggi menuju potensial rendah karena adanya perbedaan tegangan.
Listrik dinamis juga memiliki hambatan. Hambatan listrik disebut juga dengan resistor, adalah komponen yang berfungsi mengatur besar kecilnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah rangkaian. Besaran resistor ini disebut dengan resistensi. Resistensi memiliki satuan Ohm. Ohm diambil dari nama seorang fisikawan Jerman bernama Georg Simon Ohm yang merupakan penemu hubungan langsung antara arus listrik yang dihasilkan dengan beda potensial. Resistensi diukur dengan sebuah alat ukur yang disebut dengan ohmmeter.
Setiap jenis bahan memiliki kadar resistensi yang berbeda-beda. Untuk itu, berdasarkan pada sifat resistivitasnya, suatu jenis bahan terbagi menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor.
Baca juga : Amplitudo
Konduktor
Bahan jenis ini adalah bahan yang paling baik dalam menghantarkan arus listrik. Hal ini karena bahan konduktor memiliki hambatan yang kecil, sehingga dapat menghantarkan listrik dengan baik. Bahan-bahan ini contohnya adalah besi, tembaga, perak, dan alumunium. Bahan ini adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam kelistrikan.
Isolator
Bahan jenis ini memiliki hambatan yang besar, sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Sehingga, bahan ini seringkali digunakan sebagai pelindung barang-barang yang bersifat konduktor. Bahan isolator diantaranya adalah kayu dan plastik.
Semikonduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan yang dapat bersifat sebagai konduktor maupun isolator. Sifat konduktor ini diatur dengan cara menambahkan material lain dan memberikan tegangan listrik pada bahan tersebut. Contoh dari bahan semi konduktor adalah karbon, germanium, dan silikon.
Hukum Ohm
Hukum ohm adalah suatu rumus yang dipakai dalam menghitung besaran dalam arus listrik. Hukum Ohm menyatakan bahwa perbedaan tegangan pada penghantar berbanding lurus dengan jumlah arus yang melewatinya. Konstanta yang menghubungkan proporsionalitas antara tegangan dan arus, disebut resisten.
Baca juga : Sel Hewan dan Fungsinya
Arus listrik merupakan aliran dari elektron. Jadi, arus listrik adalah hasil dari muatan yang mengalir melalui suatu area per satuan waktu. Kuat arus listrik disimbolkan dengan I dengan satuan ampere (A), sehingga rumus yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik pada listrik dinamis adalah:
I= Q / t
I = kuat arus listrik (A)
Q = jumlah muatan listrik (coloumb)
Alat yang digunakan untuk mengukur listrik dinamis
Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur resistansi suatu aliran listrik.
Ammeter
Alat ini digunakan untuk mengukur arus listrik. Hambatan yang terhubung dengan ammeter harus berjumlah sangat rendah, karena ammeter selalu terhubung dengan rangkaian listrik. Apabila suatu ammeter terhubung secara paralel, sangat mungkin ammeter ini akan terbakar.
Listrik dinamis merupakan jenis lain dari suatu rangkaian listrik selain listrik statis. Listrik ini dapat menghantarkan arus pada objek listrik lain, namun bergantung pada sifat bahan yang dijadikan objek. Ketika bahan tersebut adalah konduktor, maka listrik akan dapat tersalurkan dengan baik.